
Bimtek Optimalisasi Lahan Kering PSR: Penyuluh Sebagai Garda Terdepan Ketahanan Pangan
[Subulussalam, 10 Juli 2025] Balai Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Aceh bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Subulussalam menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bertema Optimalisasi Penggunaan Lahan Kering Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) melalui Budidaya Padi Gogo. Kegiatan ini diikuti oleh para penyuluh pertanian dan petani, serta menghadirkan narasumber dari Dinas Pertanian dan BRMP Aceh.
Kegiatan diawali dengan penyampaian laporan dari Penanggung Jawab LTT Kota Subulussalam, Rizki Ananda, yang menjelaskan kondisi lapangan dan capaian realisasi tanam. Ia memaparkan bahwa dari target LTT reguler seluas 110 Ha, hingga saat ini telah terealisasi 77 Ha pada masa tanam Januari–Maret dan 4 Ha pada April. Sementara itu, dari target padi gogo seluas 1.960 Ha, telah tercapai 32 Ha, dengan usulan CPCL seluas 50 Ha yang sedang dalam proses pengajuan benih dan distribusi dijadwalkan pada 24 Juli. Untuk kegiatan OPLAH, progresnya masih dalam tahap SID dan ditargetkan rampung pada 22 Juli.
Rizki juga menggarisbawahi sejumlah kendala di lapangan seperti kekeringan, banjir, pergeseran musim tanam, keterbatasan tenaga kerja dan sarana produksi, hingga alih fungsi lahan. Meski demikian, berbagai solusi telah disiapkan seperti penerapan tanam padi gogo di lahan tadah hujan, pemanfaatan pompanisasi untuk daerah terdampak kekeringan, serta perencanaan tanam berbasis agroklimat. Ia mengajak seluruh penyuluh untuk berperan aktif dalam pelaporan harian capaian LTT reguler, OPLAH, padi gogo, dan jagung melalui grup komunikasi wilayah binaan masing-masing.
Setelah laporan disampaikan, acara resmi dibuka oleh Sekretaris Dinas Pertanian Kota Subulussalam, Herwinsyah Putra, SP. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya memanfaatkan lahan yang tersedia untuk mendukung peningkatan produksi pangan. Herwinsyah menyampaikan bahwa tiga tahun ke depan merupakan momentum strategis dalam mengoptimalkan lahan kering di Subulussalam, khususnya dalam menghadapi tantangan global seperti kenaikan harga beras dan kondisi geopolitik dunia.
Dalam sesi pemaparan, Herwinsyah juga menjelaskan bahwa penyuluh pertanian harus memiliki tiga kompetensi utama: karakter yang kuat sebagai dasar dalam menjalankan tugas, kemampuan membangun kemitraan sebagai sarana komunikasi yang efektif, serta pemahaman terhadap metode kerja yang tepat sesuai kondisi wilayah binaan.
Kegiatan ini turut menghadirkan pemaparan dari Kabid Perkebunan, Ardiansyah, SST, yang menguraikan bahwa integrasi lahan sawit replanting dengan tanaman pangan seperti padi gogo merupakan strategi tepat guna meningkatkan produktivitas tanpa perluasan lahan. Selain menambah hasil produksi, pendekatan ini juga bermanfaat dalam memperbaiki unsur hara tanah.
Dr. Didi Darmadi dari BRMP Aceh turut memperkenalkan peran BRMP dalam mendukung modernisasi pertanian spesifik lokasi melalui diseminasi inovasi, pendampingan, serta pengawalan Luas Tambah Tanam (LTT) berbasis data digital dan spasial.
Kegiatan berlangsung dinamis dengan diskusi interaktif. Para peserta antusias berbagi tantangan dan solusi dalam pelaksanaan tugas penyuluhan di lapangan dalam mendukung swasembda pangan.