Kini, Komoditas Jagung Menjadi Primadona Petani Aceh Besar
[Aceh Besar, 25 April 2024] Secara Nasional, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada 2023 hanya 14,77 juta ton sedangkan pada 2022 yakni 16,53 ton. Kondisi itu menggambarkan bahwa terjadi penurunan produksi sebesar 2,07 juta ton akibat menurunnya luas panen. Luas panen pada 2023 mencapai 2,48 juta hektar, sebelumnya pada 2022 sebesar 2,76 juta hektar.
Terjadinya penurunan luas panen disebabkan oleh kekeringan dan dampak fenomena El-nino, tak terkecuali di Provinsi Aceh. Jika dilihat pada level provinsi, produksi jagung Aceh juga anjlok pada 2023 yakni 68,24 ribu ton. Adapun pada 2022 mencapai 72,24 ribu ton. Artinya akibat kekeringan penurunan produksi jagung Aceh mencapai 4 ribu ton.
Jika dilihat pada level nasional, sumbangan produksi jagung Aceh untuk Nasional memang jauh dibandingkan Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Lampung dan beberapa provinsi lain. Padahal Aceh punya potensi besar untuk meningkatkan produksi sekaligus menyumbang lebih tinggi untuk level Nasional.
Diantara potensi tersebut adalah dukungan lahan marginal yang masih belum tergarap secara maksimal hampir di seluruh kabupaten/kota, salah satunya adalah di Kabupaten Aceh Besar. Selama ini memang sentra produksi jagung Aceh adalah di Kabupaten Aceh Tenggara disamping beberapa kabupaten lain seperti Aceh Selatan, Bireuen, Aceh Timur dan Aceh Jaya. Namun peluang petani Aceh Besar untuk berkontribusi lebih besar untuk level provinsi terbuka lebar.
Diantara peluang itu adalah masih banyak lahan marginal yang belum disentuh petani, jaminan pasar makin bagus dan terjamin hingga mudah dalam aspek budidaya. Kini, banyak petani mulai meminati komoditas jagung karena secara ekonomi sangat menguntungkan dibanding padi. Kondisi ini juga dimanfaatkan oleh beberapa petani di Kecamatan Seulimuem, Aceh Besar dalam memberdayakan lahan marginal yang ada.
“Sebenarnya, banyak lahan potensial untuk pengembangan jagung terutama lahan-lahan ladang yang sangat subur. Memang perlu dibersihkan karena masih semak belukar” sebut Husaini salah satu petani di Kecamatan Seulimuem, Aceh Besar.
Hasil observasi lapangan Tim BSIP Aceh bersama Zihful Almihri yang merupakan Koordinator BPP Kecamatan Seulimuem pada lokasi lahan marginal di Gampong Bayu, menunjukkan bahwa lahan yang digunakan petani sangat subur dan cocok untuk pengembangan jagung secara luas. Lahan tersebut memiliki tekstur lempung berpasir.
“Minat petani tersebut harus dijaga dan diberikan stimulan agar semangatnya makin tinggi guna meningkatkan ekonomi mereka sehingga juga berdampak pada pendapatan daerah” harap Zihful Almihri Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Seulimuem saat kunjungan ke lokasi jagung.
Menurut Zihful, dari aspek pemasaran, sekarang petani sudah mudah. Tidak ada lagi kendala dalam pemasaran produksi petani. “banyak toke yang datang langsung ke lokasi dan membeli hasil panen petani dengan harga yang logis disamping ada juga petani yang langsung membawa ke perusahaan penampung di Blang Bintang, Aceh Besar” ujar Koordinator BPP tersebut.
Ketua Tim BSIP Aceh Husaini Yusuf menyebutkan lahan marginal pada lokasi Bayu dan sekitarnya sangat potensial untuk budidaya jagung dan bahkan untuk pengembangan padi gogo. Hal ini sangat relevan dengan semangat Menteri Pertanian dalam program Perluasan Areal Tanam (PAT) khususnya padi dan jagung untuk mengantisipasi kondisi darurat pangan nasional.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang tidak jauh dari lokasi tanaman jagung, terdapat sumber air yang dapat dipompa sehingga menjadi alternatif untuk kebutuhan air tanaman.